beritadunesia-logo

Pencemaran Berat Tak Halangi Anak-anak Mandi di Sungai Gangga

Sabtu,2014-07-05,11:38:02
pencemaran-berat-tak-halangi-anakanak-mandi-di-sungai-gangga | Berita Positive
ilustrasi
(Berita Dunesia) Jakarta - Varanasi, India , Sungai Gangga telah lama disucikan oleh masyarakat pemuja agama Hindu di India. Berbagai aktivitas pun tumplek-blek dilakukan masyarakat di sungai ini, antara lain mandi. Termasuk ratusan anak yang sengaja mengikuti latihan renang di sungai berumur ribuan tahun ini.

Padahal para pakar telah memperingatkan bila sungai ini sangat tercemar. Polutannya beragam, mulai dari kotoran manusia, limbah industri hingga sisa-sisa bagian tubuh yang dikremasi. Akan tetapi karena statusnya yang suci, banyak dari orang tua mereka yang menutup mata dari masalah yang sebenarnya mengemuka di sungai ini.

"Kami adalah penduduk dari kota suci. Takkan ada yang terjadi ketika kami masuk ke dalam sungai ini. Dan Sungai Gangga tak bisa tercemar dan justru menyucikan," kata seorang ibu, Namita Tiwari. Putranya yang berusia 13 tahun juga berlatih renang di sungai ini, demikian dikutip dari BBC, Sabtu (5/7/2014).

Hal serupa pun dikatakan Pramod Sahni, salah satu pelatih renang di Sungai Gangga. Menurutnya air sungai ini begitu unik karena sekali minum orang ingin meminumnya lagi. Ia pun mengaku sering minum air Gangga sembari melatih berenang anak-anak.

Entah Namita dan Pramod ketahui atau tidak, sebenarnya rata-rata 300 juta liter kotoran dari rumah tangga dibuang ke sungai ini setiap harinya. LSM lingkungan asal India, Sankat Mochan Foundation (SMF) pun menemukan kadar bakteri coliform dari feses maksimal yang terkandung di sungai ini 35 kali lebih tinggi dari yang telah ditetapkan National River Conservation Directorate.

Atau 440 kali dari kadar bakteri yang direkomendasikan di AS untuk kolam renang atau sumber air yang dipakai untuk mandi/berendam. Belum lagi tradisi orang India untuk mengkremasi jenazah. Menurut kepercayaan Hindu, siapapun yang dikremasi akan terbebas dari Moksha atau siklus hidup dan mati.

Apalagi bila sisa-sisa tubuhnya 'dibuang' ke sungai ini sebagai persembahan. Padahal diperkirakan ada 32.000 jenazah yang dikremasi di sungai ini tiap tahunnya. Sedangkan mayat-mayat orang miskin dan gelandangan yang tak sanggup membiayai prosesi kremasi pun dibuang di sungai yang sama.

Ini belum termasuk limbah industri dari pabrik-pabrik yang bermunculan di kota-kota yang dilintasi Sungai Gangga. Limbahnya pun mengandung bahan-bahan logam berbahaya, seperti timah, kadmium hingga kromium.

Akan tetapi sebagian anak sejatinya menyadari ada yang salah dengan sungai yang menjadi tempat favorit bagi anak-anak untuk mendinginkan tubuh di bawah terik matahari India yang menyengat ini. Seorang anak bernama Rishi Mukherjee (5) mengaku melihat airnya berwarna kehijauan dan keruh.

Deep Ganguly menambahkan airnya berbau amis. Bocah berusia 10 tahun itu bahkan mengaku pernah mengalami demam setelah mandi di sungai ini dan dokter juga menduga begitu. Beberapa orang tua juga mengungkapkan anak-anak mereka terkena diare, alergi atau gangguan mata setelah mandi di Gangga. Tapi masih banyak saja yang tak percaya jika sungai suci ini bisa menyebabkan seseorang penyakitan.

"Selama musim panas dan bulan purnama, bangsal-bangsal kami dipenuhi anak-anak yang jatuh sakit karena penyakit dari air yang tercemar. Namun orang tua mereka tak mau mengaku anaknya habis berenang di Gangga. Mereka tak mengira itu ada kaitannya," ungkap Dr SC Singh dari Shiv Prasad Gupta Hospital, Varanasi.

Pemerintah India pun sempat turun tangan untuk mencoba membersihkan sungai ini, namun hasilnya tak begitu memuaskan. Tradisi dan kepercayaan tetap menggiring masyarakat India untuk mandi dan menyucikan diri di sana.
Berita Terkait
DUNIPEDIA - Berita Dunesia
Fitrafood
REAFO