Mengenal Bisnis MLM
Senin,2015-07-06,09:24:25
ilustrasi
(Berita Dunesia) Tidak sedikit orang yang berteriak bahwa MLM
atau multi level marketing adalah sebuah skema yang berakhir pada
penipuan. Alhasil, MLM sering dicap sama dengan penipuan. Bahkan bisa
sama juga investasi dicap sama dengan penipuan. Ini menyebabkan banyak
orang menghindari segala hal berbau investasi dan MLM.
Meski
demikian, perlu saya jelaskan bahwa keduanya (MLM dan investasi) tidak
dapat disamakan. Bila Anda bertanya mengenai investasi yang menjurus ke
penipuan maka bisa membaca pada artikel-artikel saya di Kompas.com.
Namun
pada kali ini saya tergelitik untuk kembali membahas sedikit mengenai
multi level marketing. Akibat banyaknya penipuan yang mengatasnamakan
MLM, metode ini mendapat cap yang buruk dimata masyarakat.
MLM
adalah sebuah metode penjualan berjenjang. Misalnya, saya memiliki
sebuah produk sikat gigi, penjualan normal sikat gigi adalah saya jual
dan Anda beli, bila Anda beli maka saya dapat keuntungan.
Apa
jadinya bila Anda ingin menjual sikat gigi yang Anda beli dari saya?
Jelas harus dijual lebih mahal dari pembelian Anda atau Anda bisa
meminta diskon agar bisa tetap mendapat keuntungan dengan menjual dengan
harga penjualan pertama, betul?
Namun bagaimana bila seperti
ini: Anda membeli sikat gigi dari saya, saya menginformasikan bahwa
dengan Anda menjualnya kembali kepada orang lain Anda akan mendapatkan
keuntungan, bukan diberikan oleh saya, tapi oleh perusahaan pembuat
sikat gigi? Dan ketika Anda menjual produk, bukan hanya Anda yang
mendapat keuntungan, tapi juga saya yang telah mengenalkan Anda dengan
produk sikat gigi tersebut.
Itulah sebuah skema dasar dari
penjualan berjenjang atau bertingkat, yakni pada setiap produk yang Anda
beli atau jual sebenarnya sudah diperhitungkan keuntungan bagi
penjualnya, hingga orang yang memberikan referensi. Bahkan keuntungan
bukan hanya dari yang memberikan referensi kepada Anda, tapi orang yang
memberikan referensi kepada rekan Anda yang mengenalkan produk kepada
Anda, boleh dikatakan bila Anda anak, maka yang mengenalkan kepada Anda
adalah ayah, maka yang mengenalkan produk kepada rekan Anda (si ayah)
adalah kakek.
Ketika Anda (anak) menjual produk, maka baik
‘ayah’ dan ‘kakek’ juga mendapatkan keuntungan. Dan tentunya ketika
orang lain Anda tawarkan untuk menjual di situlah Anda menjadi ‘ayah’.
Dalam multi level marketing dikenal dengan jaringan atau level
kedalaman.
Lalu apa hubungannya dengan penipuan? Karena seperti
yang telah saya tuliskan, bahwa perusahaan memang telah memperhitungkan
keuntungannya dalam sikat gigi yang Anda jual, tentunya keuntungan
dibagi-bagi tidak ada masalah dong?
Dengan metode MLM, sebenarnya
perusahaan bukannya memboroskan uang dengan membagi-bagi keuntungan
kepada para penjualnya, melainkan bisa menghemat biaya distribusi dan
pemasaran (biaya iklan) karena biaya tersebut adalah biaya yang mahal
dalam sebuah industri perdagangan.
Masalah pertama dari MLM
gadungan adalah mereka tidak pernah menjalankan bisnis multilevel tapi
hanya menebar janji-janji akan mendapatkan keuntungan.
Setidaknya bila Anda ingin menekuni sebuah penawaran MLM ada beberapa tips singkat:
1. Apakah perusahaan memiliki SIUPL atau Surat Ijin Usaha Penjualan Langsung?
Bukan
SIUP (Surat ijin Usaha Perdagangan) dan TDP (Tanda Daftar Perusahaan)!
Banyak orang tidak mengetahui bahwa membuat sebuah perusahaan MLM perlu
memiliki SIUPL, dan perhatikan juga bahwa SIUPL menempel pada sebuah
produk, bisa saja dalam sebuah perusahaan memiliki produk A dan B, lalu
yang telah diberikan izin SIUPL adalah produk A, sehingga dengan menjual
A dan B secara MLM sebenarnya produk B dapat dikatakan ilegal.
2. Apakah ada produknya?
Sebuah
bisnis MLM tentunya perlu memiliki produk. Produknya bisa apapun dengan
penjualan berbasis MLM seperti buku, komputer, sabun, dan lain
sebagainya.
Bila tidak ada produknya, maka perlu dipertanyakan lebih
detail karena hingga saat ini penerbitan SIUPL bagi jasa yang di-MLM-kan
masih belum jelas, perlu ditanyakan kepada Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM.go.id).
Jangan terburu nafsu ikut menjual! Karena ingat,
ketika Anda menjual produk MLM Anda sedang “menjual diri” Anda kepada
orang yang ditawarkan, bila produk tersebut bermasalah maka Anda juga
bisa menjadi tersangka karena ikut menawarkan!
3. Berhitung dari mana keuntungan perusahaan.
Meskipun
Anda tidak berniat membuat sebuah produk saingan, coba perhitungkan
dari mana keuntungan perusahaan MLM dapat dihasilkan?
Pada umumnya
produk MLM lebih mahal dibandingkan produk sejenis. Selain itu, bila
perusahaan ini berhenti melakukan rekrutmen penjual baru (anggota),
apakah masih bisa bertahan?
Lalu pelajarilah kelemahan-kelamahan
dari sistem MLM yang pastinya Anda bisa pelajari di dunia maya yang
begitu banyak informasinya. Misalnya, bagaimana pembayaran maksimum dari
sebuah keuntungan dan lainnya karena sebuah sistem tidak akan ada yang
sempurna. Tidak sedikit perusahaan MLM merugi karena dimanfaatkan
kelemahan atau celah perhitungan anggotanya.
Semoga setiap orang
di Indonesia lebih cermat dalam melakukan justifikasi pada setiap skema
bisnis dan investasi agar negara kita menjadi lebih baik di kemudian
hari.