Luwu Timur, Sulsel - Atraksi tiga pesawat Sukhoi dan 16
penerjun payung mengundang decak kagum ribuan warga yang menyaksikan
langsung puncak acara peringatan Hari Jadi Luwu ke-748 dan Hari
Perlawanan Rakyat Luwu ke-70.
Acara yang mengangkat tema "Peningkatan akselerasi menuju peradaban
yang lebih maju" itu bukan hanya menghadirkan atraksi pesawat Sukhoi dan
16 penerjun namun juga sejumlah pertunjukan lain yang juga semakin
menghibur masyarakat.
"Ada juga aksi para anggota dari satuan Yonif 700/Rider yang
melakukan simulasi pembebasan sandera oleh teroris yang semakin menambah
semarak perayaan bernuansa sejarah di Tana Luwu ini," jelas Penjabat
Bupati, Irman Yasin Limpo di Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Minggu.
Masyarakat yang hadir dalam perayaan ini juga lebih dulu dihibur
pertunjukan seni budaya dari berbagai kabupaten diantaranya tarian
kolosal dari berbagai anak suku seperti tarian rongkong, toraja, pamona,
padoe, dan matano oleh para pelajar SMA sederajat yang ikut ambil
bagian dalam perayaan ini. Selain itu juga ada pagelaran Kirab Budaya
oleh Kerajaan Luwu dan Gowa.
"Peringatan ini kita jadikan momentum penting mengenang masa lalu
dan memperbaharui semangat untuk melakukan introspeksi terhadap kerja,
karya, dan semangat kita dalam membangun Tana Luwu dimasa depan"
katanya.
Dalam acara perayaan hari jadi Luwu ke-748 dan Hari perlawanan
Rakyat Luwu ke-70 ini juga dihadiri Wakil Gubernur Provinsi Sulsel, Agus
Arifin Numang, Muspida Sulsel, Bupati Luwu, Andi Mudzakkar, Walikota
Palopo, HM HM Judas Amir, Ketua DPRD, Amran Syam, Sri Paduka Datu Luwu,
Andi Maradang Mackulau Opu To Bau, Ketua Tellum Poccoe, Ichsan Yasin
Limpo, Bupati dan Wakil Bupati Luwu Timur Terpilih, HM Thorig Husler dan
Irwan Bahri Syam, dan mantan Bupati Luwu Timur 2 periode, H Andi Hatta
Marakarma.
Menurut dia, sejarah perjuangan rakyat Tana Luwu dalam membela kedaulatan negara memang tidak boleh dilupakan.
Sebagai generasi penerus, sambung dia, seluruh komponen masyarakat Tana Luwu harus bersikap optimistis dan berpikir positif.
Artinya untuk menjadi pahlawan diera saat ini tidak lagi soal
memperjuangkan kedaulatan negara tapi bagaimana membangun kesepahaman
untuk menyatukan langkah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Sebagai generasi penerus, kita harus memahami bagaimana membangun
kesepahaman untuk menyatukan langkah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat," ujarnya.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2016