beritadunesia-logo

Provinsi Papua

 Nama Resmi : Kabupaten Jayapura
Motto : -
Ibukota : Sentani
Luas Wilayah: 155.382  km²
Jumlah Penduduk:  112.369 Jiwa (2006)
Kepadatan : - jiwa/km²
Wilayah Administrasi:
Kecamatan : 16
Desa/Kelurahan : 132
Bupati : MATHIUS AWOITAUW, SE, M.Si

Wakil Bupati : ROBERTH DJOENSO DAREAN, SH
Kode Area : -
Alamat : -
Website : http://www.jayapurakab.go.id/

 

Pemerintah Kabupaten Jayapura didalam menyelenggarakan roda Pemerintahan Daerah telah menetapkan Visi dan Misi sebagai berikut :

VISI :

Visi Kabupaten Jayapura  yang telah dirumuskan oleh Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode 2012 – 2017 adalah ” JAYAPURA BARU ”

5 Pilar Penguat Visi adalah :

1.   Realisasi Potensi dan Hak Adat;

2.   Pemerintahan Efektif;

3.   Masyarakat Cerdas;

4.   Sejahtera Harmoni dan Damai;

5.   Ekonomi Berbudaya Lingkungan dan Infrastruktur.

MISI :

Misi ini memuat rumusan umum mengenai upaya – upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan Visi yang telah dirumuskan. Berdasarkan Visi di atas maka dirumuskan Misi Kabupaten Jayapura Tahun 2012– 2017 sebagai berikut :

1.    Memperkuat Hak-Hak Adat dan memberdayakan masyarakat Kampung berkelanjutan;

2.    Menata kembali Pemerintahan Daerah;

3.    Membangun masyarakat cerdas;

4.    Membangun Jayapura yang aman, sejahtera, damai, dan harmoni;

5.    Meningkatkan pertumbuhan ekonomi Daerah berbasis Pemberdayaan Masyarakat yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan didukung dengan infrastruktur yang kuat.

 

Sejarah

 

 Sejak jaman dahulu disekitar danau itu masyarakat hidup hidup penuh damai. Pendeta BL Bin yang bermisi kewilayah itu pada tahun 1898 berani memberi kesaksian. Ia menjadi orang pertama menyebut nama “Sentani”, yang berarti “disini kami tinggal dengan damai”. Nama itu kemudian diabadikan bagi danau dan daerah disekitar termasuk Bandara disebelah Barat.

Kewilayah itulah pesawat Boeing 737 milik perusahan penerbangan Garuda yang kutumpangi akan menuju. Perasaan penat segera terusir. Destinasi alam dikaki gunung Cyclop pada awal Oktober 2012 itu menyuguhkan pesona terindah yang pernah ada. Bukit dan lembah yang hijau, hamparan hutan yang rimbun, serta perahu-perahu kecil bergerak pelan ditengah danau mempersembahkan gambaran keindahan alam Papua pada wilayah yang satu itu.

Segera terbayang perhelatan akbar tahunan Festival Danau Sentani (FDS) yang telah terdaftar dalam  Calender Of Event Visit Indonesia Year sejak 2008 lalu. Festival danau tebesar di Papua itu diisi dengan tari-tarian adat diatas perahu, tarian perang khas Papua, upacara adat seperti penobatan Ondoafi, serta sajian berbagai Kuliner dan Souvenir  khas Papua.

Teringat pula uraian Lukman Solihin dalam Wisata Danau Sentani. Di tepian Danau Sentani, wisatawan dapat menyewa perahu milik penduduk setempat untuk mengelilingi danau atau bertolak menuju pulau-pulau di tengah danau. Salah satu pulau yang terkenal adalah Pulau Ayapo yang memiliki pengrajin-pengrajin handal yang melukis baju-baju dari kulit kayu dengan motif khas.

Setelah puas mengelilingi danau, para pelancong dapat beristirahat sekaligus menikmati makanan dengan menu utama ikan dan udang air tawar yang lezat yang ditawarkan oleh restotan-restoran ditepian danau. Menu yang sulit dilupakan oleh pelancong yang pernah ke Danau Sentani adalah ikan gabus kua asam, yang menyajikan rasa manis dan lezat. Restoran ini umumnya berbentuk rumah panggung dengan pemandangan langsung ke arah danau.

Para pelancong yang memerlukan penginapan dapat memanfaatkan penginapan sederhana maupun hotel disekitar Danau Sentani maupun di Kota Jayapura. Baik di Sentani maupu di Kota Jayapura telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti : perbankan, sarana telekomunikasi serta transportasi yang cukup memadai.

Sangat mengagumkan. Bagi sdua sisi mata uang yang sama, potensi alam yang indah dan kedamaian masyarakat menyatu erat di wilayah itu. Sebuah keindahan di tanah damai, jika Pendeta BL Bin terakhir kembali ia bisa berkata “ Disini, di alam yang indah dan kaya ini kita tinggal dengan damai”.

Bingkai Sejarah :

Lamanya waktu dapat menentukan kualitas sebuah usaha. Mungkin inilah kata-kata yang tepat disematkan pada sejarah panjang perjalanan Kabupaten Jayapura hingga kini berkilau di kaki Gunung Cyclop.

Map Teluk Yos Sudarso

Merunjuk pada sejarah, berdirinya kota Kabupaten Jayapura yang dimulai dari pulau Debi di Teluk Yotefa hingga ke Gunung Cyclop Sentani dikisahkan sebagai berikut : Pada tanggal 13 Agustus 1978 seorang pelaut berkebangsaan Peracis bernama LA. Bougainvelle berbuah diteluk Numbay/Teluk Yos Sudarso. Ia kemudian memberi nama untuk beberapa gunung disekitar daratan Nubay/Jayapura. Gunung Dafonsoro digantikannya dengan nama Cyclop berarti Raksasa Bermata Satu. Sedangkan namanya sendiri Bougainvelle ia kenakan untuk gunung di sebelah Timur Jayapura yang terletak di sekitar Skouw

Teluk Yos Sudarso, Weref dan Kayu Pulo area, seen from Polimaq hill.

Tahun 1900 – 1910 dimulai dengan pembukaan Pos Pemerintahan di Pulau Debi yang terletak di Teluk Yotefa tepatnya antara Kampung Tobati dan Engros. Pos itu berfungsi sebagai Pusat Pekabaran Injil di daratan Jayapura/Numbay.

Tanggal 28 Agustus 1909 berdasarkan Surat Keputusan (Besillit) Gubernur hindia Belanda No. 4 Tahun 1909 tentang Penempatan Detasemen yang terdiri dari empat Perwira dan 80 Prajurit bertolak dari Manokwari menuju daratan Numbay. Detasemen tersebut bertugas membantu persiapan bagi Komisi Pengaturan Perbatasan Antara Belanda dengan Jerman. Tugas tersebut tidak lain untuk memegang dan mengendalikan kekuasaan di daratan Numbay.

Pada Tanggal 28 September 1909 Detasemen yang dipimpin oleh Kapten Infrantri F.J.P Sachese tersebut berhasil mendarat di teluk Numbay/Humbolt dan membuat markas di Taman Imbi atau yang sekarang kita kenal dengan Gedung Sarinah dan Percetakan Labor Jayapura.

Enam bulan kemudian, tepatnya Tanggal 7 Maret 1910 Kapten Infantri F.J.P Sachese memproklamirkan daratan Numbay dengan sebutan baru yaitu Hollandia. Penggantian ini sekaligus untuk mengukuhkan Hollandia sebagai Ibu Kota Pemerintahan baru menggantikan Pos Pemerintahan di Pulau Debi yang ditutup.

Tahun 1942 tentara Jepang berhasil mendarat dan menguasai Tanah Papua termasuk Ibu Kota Hollandia. Dua tahun kemudian menjelang Perang Dunia II berakhir atau tepatnya di Tahun 1944, Belanda kembali menguasai Tanah Papua dan memindahkan Ibu Kota Hollandia yang terletak didaratan Numbay teluk Humbolt ke daratan Makanwai.

Tahun 1944 – 1946 daratan Makanwai diganti namanya menjadi Kota NICA dan menjadi Ibu Kota Keresidenan New Guinea (sekarang lebih dikenal dengan Kampung Harapan).

Pada bulan Maret 1946 Kota NICA dilembah Makanwai dipindahkan ke NIBI-ABEI yaitu bekas kompleks Rumah Sakit Armada ke VII. Akan tetapi 5 bulan kemudian nama Kota NICA dirubah namanya menjadi Kota Baru (sekarang Kota Abepura).

Tahun 1946 – 1951, Gedung Markas Besaryang menjadi kediaman

Jenderal Douglas MacArthur

Jenderal Mac Arthur yang terletak di Camp Seven Fleet (Ifar Gunung Sentani) turut dipindahkan ke Kota Baru. Markas besar yang berada di Kota Baru ini digunakan sebagai Ambdswoning Residen yang kemudia digunakan sebagai Istana Gubernur (sekarang Gedung FISIP UNCEN) terletak di Abepura dan terkenal disebut sebagai Gedung Transistor.

Tahun 1951 – 1955 Kota Baru diganti namanya menjadi Hollandia Stad yang menjadi Ibu Kota Kabupaten Jayapura diganti kembali namanya menjadi Hollandia Binnen.

Tahun 1958 Ibu Kota Hollandia Binnen dipindahkan lagi ke Pantai Teluk Numbay/Humbolt (Hollandia Haven) dan dibangun pula Kantor Gubernur beserta Kantor-Kantor Dinas di Dok II yang selanjutnya menjadi Ibu Kota Pemerintahan dengan nama Hollandia.

Teluk humblot

Tanggal 31 Desember 1962 nama Ibu Kota Pemerintahan Hollandia diganti menjadi Kota Baru. Tanggal 31 Desember 1963 untuk pertama kalinya Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno mengunjungi Tanah Papua dan mengganti nama Kota Baru menjadi Soekarnopura dan Teluk Humbolt menjadi Teluk Yos Sudarso. Tahun 1965 nama Kota Soekarnopura menjadi Djajapura.

Tahun 1969 ditetapkan pembentukan Kabupaten Jayapura sebagai daerah Otonomi dengan Ibu Kota Jayapura berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Propinsi Irian Barat.

Sepuluh tahun kemudian tepatnya tahun 1979 Kabupaten Jayapura dimekarkan dan memiliki Kota Administratif Jayapura yang dikukuhkan berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 26 Tahun 1979 tertanggal 28 Agustus 1979. Kota Administratif Jayapura yang meliputi dua Kecamatan yaitu Kecamatan Jayapura Utara dan Kecamatan Jayapura Selatan berada dalam binaan Kabupaten Jayapura.

Tahun 1993 setelah melalui beberapa tahapan dan penilaian maka status Kota Administratif Jayapura dinaikan menjadi Kotamadya Jayapura. Perubahan status tersebut berdasarkan Undang-Undang No. 6 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Jayapura yang diresmikan pelaksanaannya tanggal 21 September 1993. Cakupan wilayah Kotamadya Jayapura meliputi empat Kecamatan yaitu : Kecamatan Jayapura Utara, Kecamatan Jayapura Selatan, Kecamatan Abepura dan Kecamatan Muara Tami dan sekaligus menjadi Kotamadya terluas wilayahnya di Indonesia.

Tepat satu abad kemudian terhitung dari pembukaan Pos Pemerintahan  di Pulau Debi tahun 1900, Pemerintah Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 15 Tangal 10 Bulan Maret  Tahun 2000 tentang Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Jayapura dari Kota Jayapura ke wilayah Sentani.

Dengan latar sejarah yang demikian maka Kota Kabupaten Jayapura saat ini terbangun diatas perbukitan atau tepatnya diatas Gunung Paniau dibawah kaki Gunung Cyclop dan memiliki kawasan Kantor Pemerintahan yang megah.

Mathius Awoitauw, SE.MSi

Dalam rentang waktu yang lama sejak berdirinya Kabupaten Jayapura tercatat beberapa tokoh yang pernah memimpin Kabupaten Jayapura, diantaranya : Drs. Anwar Ilwar (1967 – 1975), Thontje Meset (1975 – 1981), Barnabas Youwe (1981 – 1991), Ir. Yan Pieter Karafir, M.Sc (1991 – 2001), Habel Melkias Suwae, S.Sos.MM (2001 – 2011) dan Mathius Awoitauw, SE.MSi (2012 – hingga sekarang).

Budaya :

     Diiringi nyanyian merdu, tangan-tangan itu diayun ke atas lalu ke bawah secara bersamaan. Gerakan dan hentakan kaki pun begitu padu antara satu dengan yang lain. Formasinya unik, sebentar berbanjar sebentar memanjang.

Namun jika dicermat lebih jauh, ternyata salah satu tarian dalam Festival Danau Sentani, pada Juni 2012 itu bukan sekedar menampilkan nilai estetis semata. Aspek esensial lain yang tersirat disana adalah kekompakan. “Kekompakan itu mengisyaratkan nilai kasih, persaudaraan, persatuan dan kebersamaan yang tulus, yang telah menyatu dalam adat dan budaya masyarakat Kabupaten Jayapura,” kata salah seorang pengunjung FDS 2012, Matias Wato.

Kabupaten Jayapura memiliki beragam adat dan budaya yang khas. Tercatat sebanyak 10 suku dengan 22 sub suku tersebar dalam 127 kampung dan 5 kelurahan yang berada dalam wilayah administrasi yang meliputi 16 distrik. Suku-suku tersebut antara lain: Sentani, Moi, Tepera, Imbi, Yokari, Touwarry, Tarpi, Nimboran, Kemtuk, Gresi, Tabu, Elseng, Orya, Sause, Kaureh, Kasu, Takana, Kapaori dan Kosareh. Sementara bahasa yang digunakan selain bahasa Indonesia sebanyak 18 bahasa daerah, namun penggunaan bahasa ini hanya terbatas pada komunitas masing-masing. Tradisi adat budaya masing-masing suku masih tetap dipertahankan dan terus diwariskan.

Sementara itu suku pendatang yang bermukim di wilayah Kabupaten Jayapura terdiri dari suku asli Papua luar Kabupaten Jayapura (Wamena, Sorong, Serui, Biak, Paniai, Merauke dan lainnya) yang keseluruhannya sebanyak 15.80%, juga pendatang dari luar Papua seperti Jawa (9,1%), Sulawesi (6,8%), Sumatra (2,9%), Kalimantan (1,3%), Maluku (5,8%). Keragaman suku yang ada di wilayah Kabupaten Jayapura ini berbaur menjadi satu membentuk komunitas masyarakat Kabupaten Jayapura.

Letak Geografis dan Potensi Berinvestasi :

Kabupaten Jayapura memiliki letak yang sangat strategis. Terletak diantara 12900 16 – 14101 47 Bujur Timur dan 223 10 Lintang Utara dan 915 00 Lintang Selatan, sebelah Utara Kabupaten Jayapura berbatasan dengan Samudera Pasifik dan Kabupaten Sarmi, sebelah Selatan dengan Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Tolikara, sebelah Timur dengan Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom, sedangkan sebelah Barat dengan Kabupaten Sarmi.

Luas wilayah Kabupaten Jayapura 17.516.60 Km2 yang terbagi dalam 142 kampung dan 19 Distrik, diantaranya : Distrik Kaureh, Airu, Yapsi, Kemtuk, Kemtuk Gresi, Gresi Selatan, Nimboran, Nimboran Timur, Nimbokrang, Unurum Guay, Demta, Yokari, Depapre, Ravenirara, Sentani Barat, Waibu, Sentani Kota, Ebungfau, dan Sentani Timur.

Selain memiliki letak yang sangat strategis dan cakupan wilayah yang luas, Kabupaten Jayapura memiliki sarana infrastruktur dan transportasi pendukung aksesibilitas yang memadai. Terutama Bandara Sentani saat ini telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk kenyamanan transportasi udara dari dan ke Papua serta ke daerah pedalaman Papua. Tentunya hal ini membawa peluang bagi para investor untuk berani berinvestasi di Kabupaten Jayapura.