Kecemasan kerap hantui para ayah baru
Kamis,2015-11-26,07:03:04
ilustrasi.
(Berita Dunesia) Jakarta - Tak hanya para ibu, kecemasan tingkat tinggi
juga kerap melanda para ayah saat menanti kelahiran buah hati mereka,
menurut studi dalam Journal of Affective Disorders.
Para
peneliti dari the Australian National University (ANU) mengulas 43 studi
dan menemukan, kecemasan sebelum dan setelah bayi lahir, mempengaruhi
sekitar 1 dari 10 orang pria.
"Pria bisa merasa ditinggalkan
proses, karena kehamilan dan kelahiran begitu terkait dengan ibu.
Kondisi ini bisa menjadi masalah. Mereka hanya berpikir 'ini bukan
tentang saya'," kata salah seorang peneliti, Dr Liana Leach.
Kendati begitu, Leach mengatakan, alasan para ayah dirudung kecemasan dan depresi ini belum sepenuhnya dapat dipahami.
Sementara
ini, hasil studi individual memperlihatkan lebih dari 20 persen ayah
dan ibu menderita rasa cemas dan depresi, sebelum dan setelah kelahiran
anak mereka.
"Memiliki bayi merupakan masa luar biasa bagi
banyak orang tua dan sesuatu yang normal jika mereka gugup. Namun,
kecemasan bisa menjadi masalah saat terus menerus dialami dan mengganggu
hidup, "tutur Leach.
Sejumlah gejala cemas yang kerap muncul di
antaranya rasa khawatir pada keselamatan bayi mereka, tegang dan mudah
marah. Secara fisik mereka akan merasakan detak jantung yang lebih
cepat, berkeringat, kurang tidur dan tak nafsu makan.
"Pasangan
harus memperhatikan kesehatan mental mereka saat mengetahui istri
hamil. Intervensi dini bisa mengurangi keparahan dan durasi gejala
cemas," ujar Leach seperti dilansir siaran publik ANU.
Sejumlah
hal seperti dukungan sosial terutama dari pasangan, hambatan ekonomi dan
riwayat masalah kesehatan bisa menjadi faktor risiko munculnya
kecemasan ini, kata dia.
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ade Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2015