Way Kambas Akan Dikembangkan Jadi Destinasi Wisata
Senin,2016-02-22,15:25:58
(Berita Dunesia)
LAMPUNG TIMUR - Bupati Lampung
Timur Chusnunia Chalim ingin menjadikan Taman Nasional Way Kambas
sebagai destinasi wisata unggulan, baik nasional maupun internasional,
mengingat selama ini telah terkenal dan banyak pengunjungnya.
"Kami
ingin membangun Way Kambas, ingin membuatnya menjadi destinasi wisata
nasional dan internasional, kami akan melakukan perbaikan-perbaikan,
akan mengurai masalah-masalah yang ada di dalamnya," ujar Chusnunia, di
Lampung Timur, Jumat (19/2/2016).
Menurut Chusnunia, Taman
Nasional Way Kambas (TNWK) merupakan ikon Kabupaten Lampung Timur, dan
selama ini telah ramai dikunjungi serta dikenal luas oleh masyarakat
baik nasional maupun internasional.
Selain TNWK, Chusnunia juga
mengatakan akan menjadikan pinggiran pantai pesisir laut Lampung Timur
sebagai destinasi wisata agar ramai dikunjungi oleh wisatawan.
"Lampung
Timur memiliki garis pantai yang panjang dan bisa dikembangkan menjadi
objek wisata andalan. Insya Allah akan kami bangun, akan ditata supaya
pantai di Lampung Timur menjadi tujuan wisata nasional," katanya.
Sebelumnya,
Chusnunia Chalim bersama Wakil Bupati Lampung Timur Zaiful Bokhari
resmi memimpin Kabupaten Lampung Timur, setelah dilantik Gubernur
Lampung M Ridho Ficardo atasnama Mendagri bersama tujuh pasangan kepala
daerah di Lampung, dalam Paripurna DPRD Lampung, di Bandarlampung, Rabu
(17/2).
Chusnunia yang akrab disapa Nunik itu, menegaskan
Kabupaten Lampung Timur disebutnya sebagai daerah yang kaya, cantik dan
menarik, serta masyarakatnya ramah. Namun kenyataannya, kata mantan
anggota DPR dari Fraksi PKB itu, hingga saat ini Kabupaten Lampung Timur
masih menyimpan persoalan kemiskinan yang dialami sebagian warganya.
"Lampung
Timur itu imejnya adalah daerah miskin, buruk rupa, pusatnya
kriminalitas atau terkenal sebagai kabupaten begal," ujar Nunik.
Padahal,
Lampung Timur yang kaya memiliki banyak potensi wisata dan daya tarik
investasi, sehingga diharapkan dengan dukungan perangkat birokrasi yang
proaktif dan komunikatif akan dapat melangkah lebih maju lagi.
Balai
Besar Taman Nasional Way Kambas juga tengah menyusun strategi
pemanfaatan gajah jinak terlatih di Pusat Konservasi Gajah, sehingga
selain berfungsi sebagai pusat konservasi juga dapat dimanfaatkan
sebagai destinasi wisata.
Menurut Sukatmoko, Koordinator Humas
Balai Besar TNWK, beberapa waktu lalu, pihaknya sedang menunggu
perangkat aturan dari pemerintah mengenai pemanfaatan Pusat Konservasi
Gajah (PKG) sebagai sebuah destinasi wisata itu.
"Kami masih
menunggu aturan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang
pemanfaatan gajah itu, sehingga dapat dinikmati lagi oleh pengunjung
seperti biasanya," ujarnya.
Menurut dia, dari segi pemanfaatan
PKG yang sebelumnya dikenal sebagai Pusat Latihan Gajah (PLG) di TNWK
itu bisa dimanfaatkan sebagai destinasi wisata meskipun PKG merupakan
zona konservasi gajah.
Sukatmoko juga menyatakan berkaitan upaya
untuk mengembangkan destinasi wisata di TNWK itu, pihaknya telah
menggelar rapat dengan instansi terkait setempat, seperti Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Pengelolaan, Pendapatan Keuangan dan
Aset Daerah (DPPKAD), dan Dinas Perkebunan dan Kehutanan Lampung Timur,
guna menyusun strategi pengelolaan jangka panjang wisata di TNWK.
Taman
Nasional Way Kambas di Kabupaten Lampung Timur memiliki potensi wisata
yang besar, sehingga perlu dikembangkan lebih lanjut secara optimal agar
menjadi destinasi wisata yang dikunjungi wisatawan domestik maupun
mancanegara.
"Setiap tahun, ribuan pengunjung baik dari Provinsi
Lampung maupun luar daerah Lampung serta wisatawan asing mengunjungi
Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di Kabupaten Lampung Timur Provinsi
Lampung, sayang jika potensi wisata yang begitu besar ini tidak
dimanfaatkan secara optimal," katanya.
Pada tahun 2013, jumlah
pengunjung yang datang ke TNWK mencapai 13.302 orang, dengan rincian
12.936 orang dari berbagai daerah di Indonesia, dan warga negara asing
mencapai 339 pengunjung.
Sedangkan tahun 2014, jumlah pengunjung
mencapai 24.001 orang, dengan rincian pengunjung dari Indonesia sebanyak
23.798 orang, dan wisatawan asing mencapai 203 pengunjung. (Antara/Budisantoso B & Muklasin)
Editor |
: Ni Luh Made Pertiwi F |
Sumber |
: Antara |