Dari malam hingga pagi hari, Yogyakarta menawarkan ragam kuliner yang sayang bila dilewatkan. Pastikan Anda membawa daftar ini saat berwisata ke Yogyakarta!
Â
1. Bakmi Mbah Mo di wilayah Bantul. Walau berada di pelosok kampung dengan penerangan di sepanjang jalan yang seadanya, tempat ini tak pernah sepi. Sering kali, turis datang dalam bus-bus besar dan kecewa karena kehabisan bakmi! Ada empat wajan, dengan tiap peracik yang konsisten mengipas-ngipas anglo berisi arang sepanjang memasak.Â
2. Sate Klatak Mak Adi, Jalan Wonokromo, Pleret, Bantul. Potongan daging kambing muda di sini tak memiliki aroma prengus. Tiap potongnya ditusukkan pada tusuk besi yang merupakan jari-jari roda sepeda, letak keunikan satai klatak.Â
3. Lesehan Gudeg Cukupan Batas Kota, tepat berada di barat Gapura Batas Kota Yogyakarta. Sayang jika tak mencicipi seporsi nasi gudeg tenar ini. Rasa manis pada gudeg keringnya tidak terlalu pekat sebagaimana umumnya gudeg Yogya. Ada banyak pilihan lauk, aneka satai dan gorengan, termasuk telur dan tahu santan serta sayur krecek. Namanya juga sajian Yogya, sambal pun terasa sedikit manis. Untung ada beberapa buah cabai rawit dalam krecek yang memberi rasa pedas menggigit. Mantap!
4.  Angkringan Kang Harjo 2 yang juga tenar dengan sebutan Angkringan Wijilan oleh kalangan hipster setempat. Tempatnya di Jalan Wijilan, kurang lebih 50 meter selatan Plengkung Wijilan, tak jauh dari Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta. Sajian khas angkringan seperti gorengan, sego kucing dan aneka satai, dan susu jahe hangat bisa mengisi perut yang lapar.
5. Pasar Beringharjo. Setiba di pasar, pecel di depan pintu pasar menjadi sarapan kami. Pecelnya selalu khas, tak hanya adanya pilihan nasi, tapi juga mi goreng, kembang turi, kecipir, bunga pepaya dan eneka daun umbi. Bergeser ke sisi depan pasar, mbok penjual jajanan pasar yang ramah menghidangkan kue-kue tradisional, seperti cenil, ireng-ireng, kelepon, dan ketan bubuk dalam takir daun pisang. Ini sudah jarang saya temukan di pasar tradisional di Jakarta. Saya menambah sebungkus keleponnya.Â
Penjual satai koyor berdampingan dengan si mbok jajanan pasar. Seluruh potongan satainya adalah gajih/lemak sapi, nama lainnya sate kere. Gurih, dengan salutan bumbu kecap yang dibakar hingga gosong di sana-sini. Akhiri petulangan kuliner dengan es dawet hitam yang menyegarkan, Empal Bu Warno dam seporsi Gado-Gado Bu Hadi. Kenyang dan lengkap!
sumber : http://www.femina.co.id/kuliner/info.kuliner/sejuta.rasa.di.yogyakarta/004/002/835Â Â