Pulau Bintan terus memukau wisatawan melalui bentangan alamnya. Anda akan terpesona sejak melihat cantiknya Pantai Trikora yang memancarkan warna biru jernih di bawah teriknya Matahari. Belum lagi, jalanan mulus di pulau ini siap mengantarkan Anda ke tempat-tempat cantik yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Pulau Nikoi adalah salah satu pulau di Indonesia yang mampu mewujudkan impian Anda menikmati pulau pribadi di tengah-tengah lautan lepas. Pulau ini terletak di timur Pulau Bintan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Cara untuk tiba di Pulau Nikoi adalah dengan menyebrang melalui Pelabuhan Kawal, pelabuhan kecil yang terletak di Agro Beach Resort Bintan, ataupun melalui Terminal Ferry Tanah Merah di Singapura.
Dermaga kecil menjulur ke pinggir laut menyambut para wisatawan yang baru datang. Ombak berdebur pelan, membasahi pasir-pasir seputih kristal yang memagari pulau. Di pinggiran pantai terdapat kursi-kursi santai dan pepohonan rindang untuk berteduh. Berada di Pulau Nikoi seperti merasakan hari libur tak berujung. Anda benar-benar jauh dari kesibukan sehari-hari.
Hanya ada satu resor di Pulau Nikoi, resor yang menjanjikan pengalaman menginap dengan konsep ramah lingkungan. Anda dibuat menyatu dengan alam, tidur di dalam rumah-rumah panggung yang terbuat dari kayu dan atap rumbia. Desain rumah panggung mencerminkan paduan arsitektur tradisional Indonesia dengan gaya kontemporer. Bau kayu yang sangat khas seakan menjadi aromaterapi alami untuk membuat tidur Anda pulas. Sesuai dengan konsepnya yang ramah lingkungan, kayu-kayu yang digunakan tidak diperoleh dengan cara ditebang. Kayu didapat dari pohon-pohon tumbang yang telah mengapung di lautan.
Uniknya, di sini juga terdapat apartemen nyamuk. Mereka membangun ruangan khusus untuk memutus siklus nyamuk agar populasinya berkurang.
Mayoritas wisatawan yang menginap berasal dari Amerika dan negara-negara di Eropa. Hanya tersedia 15 pondok sehingga tak jarang wisatawan harus antre untuk menginap di sini. Pondok-pondok tersebut terletak di pinggir pantai bertatapan langsung dengan perairan Laut Cina Selatan, menempati sebagian kecil lahan dari luas pulau keseluruhan yang mencakup 15 hektar. Pulau dibiarkan alami, dipadati pohon banyan yang juga merupakan habitat bagi burung-burung endemik.