Jakarta - Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka
Adhyaksa Dault mengatakan bahwa Pramuka sebagai organisasi pendidikan
non formal bukanlah organisasi kuno atau "jadul" karena banyak kegiatan
berbasis iptek yang disisipkan dalam perkemahan.
"Yang kita hadapi ini generasi cyber yang lahir tahun 2000an dan
hampir 24 jam dihabiskan di dunia maya, Oleh karenanya, kami susun
pasukan cyber Pramuka sehingga saat berkemah juga diajarkan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi," kata Adhyaksa saat konferensi pers
"Indonesia Scouts Challenge" di Gedung Kwarnas Jakarta, Selasa.
Adhyaksa mengatakan dalam kompetisi Pramuka nasional yang diadakan
oleh Kwarnas bersama salah satu perusahaan minuman herbal Indonesia
bernama "Indonesia Scouts Challenge" 2015-2016 dapat membangun
kreativitas, kemandirian dan cinta alam oleh anak-anak yang umumnya
masih duduk di sekolah dasar.
Kompetisi yang telah bergulir sejak November 2015 ini selain
mengasah kemampuan metode dasar Pramuka, seperti P3K, semapur dan sandi
morse, juga memberikan keseruan anak-anak lewat permainan teka-teki,
tebak lagu dan kuis cerdas cermat.
Menurutnya, pendekatan anak-anak generasi tahun 2000an dapat
dilakukan dengan permainan ketangkasan dan cerdas cermat yang disisipkan
dalam kompetisi serta dikemas dengan penggunaan teknologi canggih
seperti layar lebar LED dan memasukkan karakter kartun modern.
Namun demikian, kompetisi yang ditujukan oleh penggalang ramu kelas 4
dan 5 SD ini tidak mengesampingkan Dasa Darma Pramuka meskipun ada
sentuhan permainan modern.
ISC yang digelar di tujuh provinsi, yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, DKI Jakarta, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali ini memberikan
kesempatan setiap regu di kabupaten atau kota untuk berpartisipasi.
Nantinya, dua regu dari putra dan putri yang lolos hingga ke babak
final pada seleksi nasional akan memenangkan hadiah utama berlibur dan
belajar ke Amerika Serikat pada November 2016.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2016