Mengintip ke dapur serial animasi "Adit & Sopo Jarwo"
Selasa,2015-08-11,14:35:27
ilustrasi serial animasi " Adit & Sopo Jarwo "
(Berita Dunesia) "Adiiit, Bang Jarwo makin dekeeet...!" Demikian teriakan Dennis membuka tayangan serial animasi "Adit & Sopo Jarwo".
Serial animasi MD Animation itu tayang setiap sore di televisi swasta yang juga memutar serial animasi produksi Malaysia seperti "Upin-Ipin", "BoBoiBoy" dan "Pada Zaman Dahulu".
Kepala Dinas Kreatif MD Animation Eki NF, yang sebelumnya sudah berpengalaman menulis skenario, memimpin orang-orang kreatif menggarap animasi "Adit & Sopo Jarwo" (ASJ), yang menceritakan kejadian sehari-hari di di Kampung Karet Berkah tempat Sopo, Jarwo, serta Adit dan kawan-kawannya tinggal.
"ASJ adalah kerja ramai-ramai, bukan hanya saya," kata Eki tentang awal mula pembuatan serial tersebut.
Eki mulai bergabung dengan MD Animation tahun 2012 dan saat itu ditantang untuk membuat cerita animasi yang menggabungkan unsur-unsur dalam film "Tintin", "Home Alone" dan "Si Doel Anak Sekolahan".
"Saya ditantang untuk membuat cerita petualangan anak-anak seperti 'Home Alone' tapi dengan rasa petualangan seperti 'Tintin' dengan koneksi emosional karakter dan budaya seperti 'Si Doel'," tuturnya.
Setelah berpikir dan melakukan riset, Eki bersama timnya menemukan gambaran mengenai serial ASJ, yang semula akan diberi judul "Sahabat Sejati" dan "Petualangan Seru".
Namun setelah melakukan riset lebih lanjut mereka melihat kebanyakan judul serial animasi populer menggunakan nama tokohnya sebagai judul supaya lebih mengena ke penonton.
Tokoh yang pertama kali tercipta adalah Adit, yang muncul karena Eki teringat dengan tokoh Kevin McCallister dalam film "Home Alone".
"Kalau karakter Sopo dan Jarwo terpikir dari hubungan emosional antara Babe Sabeni, Mas Karyo dan Mandra dalam 'Si Doel'. Karena itulah tercipta karakter dengan hubungan emosional antara Adit, Sopo dan Jarwo," katanya.
Penokohan
Eki mengatakan setiap karakter di ASJ punya cerita dan latar belakang berbeda yang menggambarkan karakter masyarakat Indonesia.
"Jarwo itu adalah kita. Begitu pula dengan Adit, Sopo, Haji Udin, Dennis dan tokoh-tokoh lainnya," katanya.
Ia menuturkan Adit adalah seorang anak yang memiliki keluarga sempurna, tinggal bersama Ayah yang sering lupa, Bunda yang disiplin dan perhatian serta adik perempuan kecil bernama Adel.
"Bunda itu lulusan S2 yang memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga sejak Adit lahir. Tanpa ingin menafikan peran ibu yang bekerja, kami ingin menggambarkan bagaimana seorang ibu harus bersikap terhadap keluarganya," kata dia.
Adel, ia melanjutkan, belum bisa berbicara lancar dan hanya ada tiga orang saja yang bisa memahami perkataannya yaitu Adit, Sopo dan Haji Udin. Hanya orang-orang tulus yang bisa memahami ucapan Adel menurut Eki.
Sementara Jarwo, ia menjelaskan, adalah pria asal Semarang yang ikut kakaknya merantau di Jakarta. Cita-citanya menjadi tentara tidak kesampaian, karena itu dia sering memperlakukan Sopo sebagai prajurit anak buahnya.
Jarwo menumpang di rumah kakak perempuan dan suaminya di Kampung Karet Berkah dan bekerja serabutan. Dalam salah satu episode, Jarwo diperlihatkan punya saudara kembar bernama Jarwis yang nasibnya lebih baik.
"Sedangkan Sopo berasal dari Brebes, tapi pernah menjadi kuli angkut di Stasiun Cirebon. Karena itu, dia suka senang hati membantu orang dan tulus bersama Jarwo meskipun dia tidak lulus SD. Dia anak ke-11 dari 12 bersaudara," kata Eki.
Karakter lain dalam serial itu adalah Haji Udin, ketua RW yang semasa muda menjadi anggota geng motor. Di balik baju koko yang kerap dia pakai, badannya penuh tato. Sepeda motor yang dia gunakan semasa muda kini diberikan kepada Jarwo.
"Haji Udin selalu bisa memberi nasehat kepada Jarwo karena dia dulu juga pernah muda seperti Jarwo. Kalau kata orang, 'ane juga dulu pernah begitu'," jelas Eki.
Tokoh Haji Udin dibuat berdasarkan karakter Dedi Mizwar, yang kini menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat.
"Kami izin kepada yang bersangkutan untuk menggunakan tokoh dan karakternya pada figur Haji Udin. Apalagi selama ini Pak Wagub memiliki citra yang positif," ujarnya.
Tokoh lainnya adalah Dennis, teman bermain Adit, yang menurut Eki memiliki karakter yang bertolak belakang dengan Adit yang tanpa beban.
Denis selalu diliputi ketakutan dan ketidakpercayaan diri. Adit selalu memberinya semangat dan dukungan saat menghadapi masalah.
"Tutup mata kamu, ambil nafas dalam-dalam, lalu bayangkan kamu adalah pahlawan super," kata Adit bila sedang memberi semangat kepada Dennis.
Tokoh lainnya adalah Kang Ujang, penjual bakso asal Garut yang juga seringkali menjadi "korban" Jarwo. Jarwo dan Sopo kerap harus membantu Kang Ujang mencuci mangkok bakso untuk membayar hutang-hutang mereka.
Bintang tamu
ASJ sesekali memasukkan karakter dari kehidupan nyata sebagai bintang tamu. Bintang tamu yang pertama kali muncul adalah Madun dari serial "Tendangan Si Madun". Selain itu ada personel grup Cherrybell, yang salah satu personelnya membuat Jarwo jatuh hati.
"Bintang tamu lain yang akan muncul adalah Armand Maulana. Apalagi saat ini Armand sudah menyanyikan lagu tema ASJ yang berjudul 'Hebatnya Persahabatan'," tutur Eki.
Eki mengatakan setiap bintang tamu yang muncul selalu digambarkan memiliki hubungan tertentu dengan salah satu tokoh ASJ.
"Armand itu memiliki hubungan dengan Kang Ujang," kata Eki.
Eki menambahkan, semua orang asalkan memiliki citra dan reputasi baik bisa menjadi bintang tamu asalkan yang bersangkutan berkenan.
Saat ditanya tokoh siapa yang paling ingin dimunculkan sebagai bintang tamu, Eki menjawab Dedi Mizwar.
"Kami ingin memunculkan Dedi Mizwar sebagai wakil gubernur. Pasti akan ada tantangan tersendiri untuk memunculkan hubungan antara Dedi Mizwar dengan karakter-karakter di ASJ, apalagi ada karakter Haji Udin yang memang diciptakan berdasarkan karakter Dedi Mizwar," katanya.
Harapan-harapan
Eki dan anggota tim kreatif MD Animation berharap dunia animasi Indonesia bisa semakin maju dan berkembang.
Dia berharap Badan Ekonomi Kreatif bisa membuat regulasi yang jelas untuk melindungi karya dan jenjang karier pekerja animasi dalam waktu dekat.
"Yang tidak kalah penting adalah adanya piranti lunak untuk memproduksi animasi yang murah dan berkualitas ciptaan anak negeri," katanya.
Selain itu, dia berharap studio animasi dan para animatornya bisa saling bersinergi untuk mengembangkan animasi Indonesia. Salah satunya adalah dengan bergabung dalam komunitas Indonesia Animation Army.
"Saat ini, kita bersaing bukan untuk mencari siapa yang menang dan siapa yang kalah tapi saling melengkapi," ujarnya.
Beni Susanto, yang menjadi Kepala Suku Dinas Unit Redaksi Cerita MD Animation, berharap selanjutnya karya animasi anak negeri bisa dipasarkan ke luar negeri, minimal di Asia.
"Dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN kita harus bisa meyakinkan negara-negara tetangga untuk membeli produk animasi Indonesia. Jangan hanya kita membeli animasi dari luar," katanya.
Sementara Dimas Pandu, Kepala Suku Dinas Grafik, Desain dan Animasi, berharap pemerintah dan masyarakat lebih peduli dan mendukung animasi Indonesia.
"Saya ingin masyarakat bisa lebih bangga dengan animasi karya anak negeri," katanya.