Denpasar - Keempat korban meninggal akibat bentrok di
sejumlah tempat di Kota Denpasar yang berawal dari bentrok
antar-narapidana di dalam Lapas Kelas II A Kerobokan, Kabupaten Badung,
belum diotopsi oleh tim forensik RSUP Sanglah Denpasar.
"Empat jenazah belum kami otopsi, karena masih menunggu permintaan
dari tim penyidik kepolisian," kata Kepala Instalasi Forensik RSUP
Sanglah Denpasar, dr Dudut Rustyadi, di Denpasar, Jumat.
Dari hasil pemeriksaan identitas jenazah yang diterima tim forensik
pada Kamis malam (17/12), tiga dari empat korban belum diketahui
identitasnya.
Ia tidak banyak komentar terkait nama-nama korban yang tewas itu, karena menunggu persetujuan dari penyidik.
"Kami baru mengetahui satu jenazah yang sudah diketahui
identitasnya, namun kami tidak mau publikasi dulu karena menunggu izin
penyidik. Jadi, tolong bersabar sedikit," kata Dudut.
Ia menerangkan, belum ada keluarga korban yang datang menjenguk
sehingga belum ada permintaan dan persetujuan otopsi untuk jenazah
korban.
"Dari pihak penyidik kepolisi sudah ada permintaan otopsi, dan
sesuai prosedur akan menunggu tiga hari ke depan untuk persetujuan
otopsi dari pihak keluarga korban," ujarnya.
Hingga saat ini, jenazah empat korban masih dititipkan di Ruang
Forensik RSUP Sanglah untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Sebelumnya, bentrokan narapidana dari dua ormas yang berbeda
mengakibatkan seorang meninggal yang kemudian memicu bentrok di beberapa
tempat di kota Denpasar hingga seluruhnya menelan empat korban jiwa.
Bentrokan antarormas itu antara lain terjadi di Jalan Teuku Umar
Denpasar yang menyebabkan seorang lagi tewas di tempat dan sejumlah
orang mengalami luka-luka yang segera dilarikan ke RSUP Sanglah
Denpasar.
Bentrokan juga terjadi di Jalan Mahendrata Denpasar dan Kawasan
Renon yang mengakibatkan sejumlah korban luka-luka. Dari sejumlah korban
luka yang menjalani perawatan di RSUP Sanglah, Denpasar, dua meninggal
sehingga total korban tewas menjadi empat orang.
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2015