Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
menyiapkan berbagai antisipasi untuk berbagai hal yang mungkin terjadi
seiring meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Bromo, Jawa Timur.
"Terkait dengan meningkatnya aktivitas Bromo maka rencana
kontinjensi menghadapi erupsi Bromo segera diselesaikan," kata Kepala
Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho lewat
keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu.
Perencanaan kontigensi yang disusun di lima kabupaten/kota yang
berada di sekitar Gunung Bromo yaitu Kabupaten Probolinggo, Malang,
Pasuruan, Lumajang dan Kota Malang. Rapat koordinasi kesiapsiagaan
erupsi Bromo telah digelar pada 8 Desember diikuti BNPB, PVMBG, BMKG,
BPBD, TNI, Polri dan lainnya.
Pemda Kabupaten Probolinggo, kata dia, sudah cukup siap menghadapi
kemungkinan erupsi Bromo. Rambu-rambu peringatan, jalur evakuasi, titik
kumpul dan lainnya telah dipasang.
"Sosialisasi terus ditingkatkan dan disiapkan gladi lapangan.
Menyediakan dana siap pakai Rp2,5 miliar. Kendala yang dihadapi adalah
infrastruktur jalan untuk jalur evakuasi belum memadai. Belum optimalnya
jaringan komunikasi yang menghubungkan wilayah-wilayah yang terdampak
juga menjadi kendala," kata dia.
Di Kabupaten Lumajang, lanjut dia, sosialisasi kepada masyarakat
terus dilakukan. Masker tersedia 25.000 lembar dari kebutuhan 65.000
lembar. Di Kabupaten Malang rencana kontigensi sudah final dan proses
legalisasi pemda.
"Masyarakat diimbau tetap tenang. Belum perlu ada pengungsian. Tipe
erupsi Bromo adalah strombolian. Berdasarkan sejarah letusannya tidak
ada erupsi yang besar," katanya.
Semburan abu vulkanik, lanjut dia, juga meningkat menjadi 1.500
meter dari atas puncak Gunung Bromo. Asap kelabu tebal ke arah
barat-barat Laut. Akibatnya Bandara Abdulrachman Saleh, Malang ditutup
lagi hingga Senin (14/12).
"Apakah akan dibuka atau ditutup kembali disesuaikan dengan kondisi sebaran erupsi Bromo," kata dia.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2015