beritadunesia-logo
Luvinary
  

Kisah Perjalanan Warung Nasi Uduk Bang Udin Rawa Belong Jakarta

Jumat,2017-09-08,09:34:35
Bang Udin, generasi kedua pengelola Warung Nasi Uduk Bang Udin di Kawasan Rawa Belong, Palmerah, Jakarta. Usaha warung nasi uduk pertama kali dijalankan oleh ayahnya pada tahun 1986 yakni Dasuki.(KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO)
Berita Terbaru
(Berita Dunesia)

JAKARTA - Udin (51) tampak sibuk mengambil nasi uduk dari wadah pada Jumat malam di bilangan Rawa Belong, Jakarta Barat. Segenggam bawang goreng lalu ia taburkan di atas nasi uduk. Tak lupa ia bertanya kepada pembeli.

 

"Mau pake apa?" ujar Udin akrab.

 

"Sayur jengkol sama empal," jawab seorang pembeli.

 

Dengan cekatan ia langsung menyiramkan kuah semur ke nasi uduk serta mengambil potongan jengkol. Setelah empal goreng diletakkan di atas nasi uduk, ia memberikan piringnya kepada sang pembeli.

 

Malam itu sekitar pukul 21.00 WIB, pembeli tak memenuhi warungnya. Namun, pembeli datang silih berganti.

"Biasanya suka ada yang gak dapat makan di meja. Jadi asal aja duduk di mana yang penting makan," ujarnya.  

Warung Nasi Uduk Bang Udin di Kawasan Rawa Belong, Palmerah, Jakarta, Kamis. Warung Nasi Uduk Bang Udin menyediakan nasi uduk dengan lauk seperti semur jengkol, empal goreng, semur tahu tempe dan telor, dan berbagai lauk lainnya.(KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO)
Begitulah kegiatan Udin sehari-sehari di warung nasi uduknya ketika melayani pembeli. Ia sehari-hari dibantu oleh adik kandungnya untuk menjual nasi uduk.
  

Usaha warung nasi uduk yang bermerek " Bang Udin" itu telah dilakoninya sejak tahun 1986. Kala itu, ia pertama kali berjualan bersama kedua orang tuanya.

 

"Awalnya saya bantu babeh cuci piring, ngelayanin, dan ambil air. Abis itu baru turun ngelayanin orang untuk makan," ungkapnya.

 

Awalnya, usaha nasi uduk adalah proyek percobaan. Dahulu sebelum tahun 1986, ayah dari Udin, Dasuki atau akrab disapa Dada adalah pedagang kembang di Rawa Belong.

 

Sementara, ibunya adalah pedagang kue. Ada kue lapis, lontong, dan berbagai kue lain yang dijual oleh almarhum ibunya. Dari sinilah cerita Warung Nasi Uduk Bang Udin berawal.

Seporsi nasi uduk semur jengkol dengan empal goreng di Warung Nasi Uduk Bang Udin Kawasan Rawa Belong, Palmerah, Jakarta, Kamis. Nasi uduk semur jengkol Bang Udin telah hadir sejak tahun 1986.(KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO)
"Nah, di tempat biasa ibu jualan kue, sebelahnya itu kakaknya bapak yang jualan nasi uduk. Itu dulu jualan (kue dan nasi uduk) satu meja. Karena kakaknya bapak pindah ke pasar kembang, ya akhirnya banyak orang yang nanyain nasi uduk tuh," kata Udin saat ditemui KompasTravel.
  

Dari kegelisahan para pelanggan nasi uduk milik kakak ayah dari Udin itulah keluarganya mulai menjual nasi uduk. Almarhum Dasuki menyambi berjualan nasi uduk dan kembang. Sementara, ibunya yang meracik nasi uduk serta lauk pauk lainnya termasuk semur jengkol.

 

"Pertama coba dua liter, terus lima liter nasi, eh habis nasi uduknya. Akhirnya pindah ke mari (tempatnya yang sekarang)," kata Udin yang memiliki lima saudara kandung.

 

Dulu, ia berjualan tak jauh beberapa meter dari tempatnya sekarang. Hingga, akhirnya ia mendapatkan izin dari pemilik toko yang ada di belakang warung nasi uduknya.

Udin (51) tengah melayani pembeli Warung Nasi Uduk Bang Udin di Kawasan Rawa Belong, Palmerah, Jakarta, Kamis. Warung Nasi Uduk Bang Udin menyediakan nasi uduk dengan lauk seperti semur jengkol, empal goreng, semur tahu tempe dan telor, dan berbagai lauk lainnya.(KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO)
Dari tahun 1986 hingga 1990, warungnya tak bernama. Pada suatu ketika, pelanggannya menyarankan untuk memberikan nama lantaran kesulitan menemukan warungnya.
  

"Orang-orang bilang kasih merek aja dah (nasi uduknya). Namanya siapa tuh ya saya tanya. Nama babeh apa Udin. Akhirnya Udin aja dahyang mudaan," ucap Udin sambil tertawa.

 

Resep nasi uduk dari ibunya ia pelajari hingga saat ini. Pembantunya pun telah menguasai resep nasi uduk peninggalan sang almarhumah.

 

Kini, ia bisa menghabiskan hingga 50 liter nasi uduk setiap hari bila ramai pembeli. Pengunjungnya pun hadir dari sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi serta mancanegara.

Pembeli di Warung Nasi Uduk Bang Udin di Kawasan Rawa Belong, Palmerah, Jakarta, Kamis. Warung Nasi Uduk Bang Udin menyediakan nasi uduk dengan lauk seperti semur jengkol, empal goreng, semur tahu tempe dan telor, dan berbagai lauk lainnya.(KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO)
"Pernah ada orang bule dari Australia, istrinya orang sini (Indonesia) makan. Eh dia seneng jengkol," ujarnya.
  

Warung Nasi Uduk Bang Udin terletak di Jalan Palmerah Barat, Jakarta Barat. Warung ini buka mulai pukul 17.00 - 00.30 WIB. 

 

Pembeli bisa memilih nasi uduk dengan semur jengkol, telur, kentang, tempe, dan tahu; kari tempe, telur, dan tahu; juga rendang ati ampela dan telur. Ada pilihan lain seperti bakwan udang goreng, ayam goreng, pepes ikan teri, dan perkedel. 

 

 

PenulisWahyu Adityo Prodjo

EditorI Made Asdhiana 

Berita Terkait
dunipedia
Luvinary
REAFO

Fitrafood
GFS