Pastor kelahiran 14 April 1941 ini mengatakan,museum ini memiliki nilai edukatif yang tinggi karena dengan memperkenalkan kekayaan laut kepada generasi muda,khususnya pelajar,maka para pelajar dapat memahami berbagai jenis kandungan/habitat laut serta sumber gizi tinggi yang dimilikinya. Pater Gabriel mengatakan,dia mulai mengoleksi kekayaan laut sejak tahun 1981.Ia lalu mengajukan idenya pada awal tahun 1996 kepada Pemda Ende untuk mendirikam Museum Bahari. Idenya ini mendapat tanggapan baik,dan Pemda bersedia menyiapkan lahan di paru-paru Kota Ende untuk didirikan Museum tersebut.
Pater Gabriel menyampaikan filosofinya yang menjadi motifasi ia mencintai laut,"Semakin Anda menyelam di lautan, anda akan dapat menikmati kedalamam cinta Tuhan. Dan cinta Tuhan menyembuhkan"
Ia memberi contoh,ikan hiu jenis Centoporus yang bisa hidup pada kedalaman 600-1.000 meter di dasar laut dalam sebuah ruangan tanpa udara. Dalam hati ikan hiu tersebut terdapat kandungan minyak yang terbukti dapat menyembuhkan berbagai penyakit kronis.
Ruangan Museum itu tampak keindahan aneka koleksi.Tetapi ruangan kelihatan tidak cukup lagi karena semakin banyak koleksi yang kian berhimpitan. Hal ini di benarkan Pater Gabriel,karena jumlah koleksi terus bertambah.
Iapun mengaku sudah terpikirkan untuk mengubah setingan tempat di Museum itu menjadi lebih luas,termasuk rencana melengkapi tempat Museum ini dengan menyediakan taman baca, terutama buku pengetahuan Bahari yang semakin jarang di temui. Kemudian ia juga berpikir agar di pinggir Museum di kelilingi kolam dengan ikan laut di dalamnya sehingga Museum seakan-akan berada di tengah lautan. "Tapi ini hanya ide gila saya saja,karena hal itu membutuhkan biaya yang sangat besar."Kata Pater Gabriel sambil tersenyum.
Koleksi Museum Antara lain:
-Pisces (Ikan)
-crustacea (Udang,Kepiting,Lobster)
-Mollusca (Kerang Laut)
-Enchinodermata (Teripang Bulu Babi)
-Reptilia (Penyu laut)
-Mamalia (Ikan Paus)
-Algae (Rumput Laut yang sudah di olah)