DENPASAR - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali akan mengembangkan bisnis pariwisata berbasis digital.
"Asita selayaknya menjadi salah satu stakeholder yang solid dan andal untuk menghadapi perubahan zaman berporos pada daya pacu perubahan iklim," kata Ketua Asita Bali, I Ketut Ardana di Denpasar.
Asita yang merupakan suatu perkumpulan yang mewadahi pengusaha atau pelaku usaha di bidang jasa perjalanan wisata ini serius membahas digitalisasi pada Musyawarah Daerah pada 7 Desember 2016.
"Terkait bisnis berbasis digital, harus ada pemilahan dalam bisnis online kepariwisataan karena ada bisnis online di bawah usaha berizin dan ada online tanpa izin usaha, dan tidak jelas alamatnya," kata Putu Winastra, Ketua Panitia Musda.
Selain digitalisasi bisnis pariwisata, persoalan lain yang tak kalah penting adalah mengatasi travel agent ilegal serta keberlanjutan Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) yang sudah diakui pemerintah sebagai wadah promosi pariwisata yang berhasil.
Asita Bali mengharapkan pihak berwenang berperan aktif menertibkan pelanggaran-pelanggaran yang ada dan dapat ditindaklanjuti dengan sidak yang melibatkan pihak Asita.