beritadunesia-logo

Business Headline



Inflasi Ramadan, Pemda Jateng Gelar Pasar Murah

Selasa,2014-07-01,13:13:01
Warga mengantre untuk mendapatkan sembako dalam acara pasar murah.
(Berita Dunesia) Jakarta - Meningkatnya harga kebutuhan pokok saat Ramadan mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menjadwalkan penyelenggaraan pasar murah di 35 kabupaten kota. Pasar murah ditargetkan khusus bagi masyarakat kalangan kurang mampu.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah, Edison Ambarura, Selasa 1 Juli 2014, mengatakan, pemprov menggelar pasar murah di bulan Ramadan dengan menggandeng sejumlah instansi terkait, baik pemerintah maupun swasta. Seperti Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah.

"Pasar murah ini diisi paket yang kami sediakan dan harganya disubsidi pemerintah untuk kalangan kurang mampu," ujar Edison di Semarang, Jawa Tengah.

Penyelenggaraan pasar murah ini telah mulai dilakukan pada momentum peringatan hari buruh sedunia atau may day pada 1 Mei 2014. Sementara itu, memasuki bulan puasa, ada enak titik yang akan digelar khusus oleh Disperindag Jawa Tengah. Khususnya kerja sama dengan yayasan di Kota Semarang.

Pasar murah ini akan diadakan mulai 5 Juli 2014 dengan jumlah 1.000 paket. Dilanjutkan 12 Juli dengan 700 paket, lalu 13 Juli dengan 700 paket, kemudian 14-20 Juli untuk 1.700 paket, dan disusul 21-23 Juli dengan 1.000 paket.  

"Masih ada lagi pasar murah yang diadakan sendiri oleh Dinas Koperasi dan UMKM serta BKP Jateng masih di bulan puasa," kata Edison.

Ia menambahkan, pasar murah Ramadan juga digelar di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah. Bahkan diwajibkan bagi setiap daerah untuk menggelar pasar murah tersebut di wilayahnya. Kegiatan akan dipandu langsung masing-masing pemkab atau pemkot di daerah.

"Target utama kami untuk membantu masyarakat kurang mampu, utamanya memenuhi kebutuhan pokok pada masa Ramadan dan Lebaran," kata Edison.

Sementara itu, Anggota Komisi B DPRD Jawa Tengah, Istajib, mengatakan, tidak ada salahnya Pemprov Jawa Tengah sebelum dan saat Ramadan mengadakan bazar sembako atau pasar murah. Kalau perlu sudah mulai merencanakan operasi pasar di sejumlah pasar tradisional.

“Jangan sampai operasi pasar dilakukan setelah harga-harga telanjur naik tinggi,” kata Istajib.

Meskipun sesuai regulasi, operasi pasar bisa diselenggarakan kalau harga di pasar sudah mengalami kenaikan lebih dari 25 persen dari harga sebelumnya. “Tapi, kalau mematuhi aturan itu, kasihan masyarakat karena harus membeli sembako dengan harga tinggi. Kalau perlu aturan itu direvisi,” kata dia.
 
Selain kenaikan harga sembako, lanjut dia, pemerintah juga perlu memantau distribusi gas elpiji ukuran 3 kg, agar pada saat Ramadan nanti tidak terjadi kelangkaan. “Kalau perlu Pertamina menambah pasokan, biar aman,” katanya.
Berita Terkait
WIAPEDIA
Fitrafood
REAFO
GFS