Petani Muntok sukses kembangkan jambu king rose
Jumat,2015-01-23,08:21:51
Jambu Air King Rose Apple
(Berita Dunesia) Muntok - Seorang petani di Muntok, Kabupaten Bangka Barat,
Kepulauan Bangka Belitung sukses mengembangkan perkebunan jambu air
jenis "king rose" yang memiliki keunggulan rasa dan daging buahnya.
Marlin (49) petani jambu air di Muntok, menerangkan usaha
perkebunan yang saat ini cukup sukses dijalankan, sudah dirintisnya
mulai 2008 dengan dua batang tanaman jambu air varietas unggul nasional
jenis "king rose".
"Waktu itu kami sudah yakin usaha ini akan maju karena tidak
memiliki saingan, bahkan sampai sekarang hanya kami sendiri yang
mengembangkan jambu air "king rose," kata Marlin di Muntok, Kamis.
Ia mengatakan, rasa jambu air "king rose" cukup diminati masyarakat
karena memiliki keunggulan rasa sangat manis, daging buahnya tebal,
tanpa biji dengan ukuran yang bisa mencapai seukuran gelas minuman air
mineral.
"Bahkan saat panen raya beberapa waktu lalu banyak warga yang
sengaja datang ke kebun untuk membeli jambu segar dan memetik sendiri
sekaligus berekreasi," katanya.
Ia mengatakan, sampai saat ini dia sudah memiliki lebih dari 200
batang jambu "king rose" di lahan seluas satu hektare, tepatnya di Dusun
Pal 6, Desa Airbelo, Kecamatan Muntok.
Jenis jambu air tersebut memiliki nilai ekonomi tinggi karena untuk
ukuran super sebesar gelas air mineral harga jual dari petani mampu
menembus Rp30.000 per kilogram
"Untuk ukuran kecil biasa kami jual dengan harga Rp15.000 per
kilogram dan dari hasil panen sekitar 200 pohon jambu yang ada semuanya
habis dijual di Muntok, bahkan masih banyak yang tidak kebagian,"
katanya.
Ia menerangkan, untuk jenis jambu air "king rose" memang selama ini
cukup diminati masyarakat karena memiliki berbagai keunggulan, baik
dari sisi rasa, kandungan air, bentuk dan warna buahnya.
"Kami tidak pernah khawatir untuk pemasarannya, meskipun seluruh
tanaman berbuah bersamaan karena biasanya para pedagang mengambil ke
kebun, jadi kami tidak perlu repot-repot menjualnya ke pasar atau lapak
pinggir jalan," katanya.
Untuk berbagai tanaman buah, sebenarnya masyarakat tidak perlu
khawatir untuk pemasaran hasil kebunnya karena jika dirawat dengan baik
dan hasilnya sesuai standar yang ditentukan pasar, pasti akan ada
pedagang yang datang ke kebun.
"Selama ini warga khawatir budi daya tanaman buah karena mereka
tidak yakin pada pemasarannya, padahal menurut kami tidak demikian, yang
penting bertanam dengan baik pasti nanti saat panen akan ada yang
mengambil," katanya.
Ia berharap, masyarakat di daerah itu bisa memanfaatkan peluang dan
potensi yang bisa dikembangkan dalam sektor perkebunan seiring masih
tingginya ketergantungan kebutuhan masyarakat dari pasokan luar daerah.
"Banyak peluang untuk itu, apalagi ketersediaan lahan yang masih terbengkalai masih cukup luas," katanya.